Hai! Emmm apa ya. Berbicara tentang resolusi di awal tahun, kemarin saya membaca sesuatu yang menggelitik. Saya agak lupa redaksinya, tapi kira-kira begini, "Resolusi 2014 saya adalah menuntaskan resolusi 2013 yang tertunda, yang sudah saya rencanakan pada resolusi 2012, dan sebelumnya telah saya inginkan pada resolusi 2011." Kurang lebih begitu.
Ah, waktu dan mimpi. Mengejar satu di antaranya dengan dibatasi satu yang lain. Maksud saya, kita mengejar mimpi dengan waktu yang berbatas. Berbatas? Ya tentu saja, karena setiap dari kita sudah memiliki jatah waktu masing-masing. Entah itu 100 tahun, 80 tahun, atau hanya 10 tahun. Dan dengan jangka tersebut kita harus mengejar mimpi. Namun, kerap kita kurang menyadari tentang waktu yang berbatas ini. Sehingga mimpi pun tertunda terwujud, seperti statement di atas tadi. Kecewa boleh aja. Wajar. Asal ngga perlu berlebihan. Tapi, satu yang bisa jadi pengingat adalah bahwa kondisi kita saat ini adalah akibat dari tindakan kita di masa lalu. Karena itu kita perlu melakukan usaha, upaya emosional, effort, tindakan membangun, positive feeling, hingga kunci terbaik, doa. Ya, Allah swt sudah mengatakan, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa-apa yang ada di diri mereka." (Ar Ra'd: 11).
Ya. Seperti saya saat ini. Salah satu resolusi 2014 ini adalah lulus kuliah. Sebuah resolusi saya di tahun 2013 yang sudah saya rencanakan di tahun 2012, dan saya inginkan di tahun 2009. Hahhhh... saya jadi geli sendiri :D Tapi Alhamdulillah, saya ngga kecewa-kecewa banget. Karena bagaimanapun banyak hal yang sangat saya syukuri dengan ketertundaan resolusi saya yang satu ini.
Bagi saya, yang penting ketertundaan ini tetap jadi pelajaran. Dan perbaikan tetap harus dilakukan agar ketertundaan mimpi terminimalisir :))
Subscribe to:
Posts (Atom)