Oct25,
Oct25,

Nenek Pendoa

Setiap pagi, di salah satu sudut jalan dekat tempat kos saya selalu terlihat seorang nenek tengah duduk beralaskan koran. Di tangannya seringkali tergenggam sebuah buku, sepertinya buku yang berisi lafal-lafal doa, karena setiap kali menggegamnya terlihat nenek tersebut melafalkan sesuatu di bibirnya. Setiap kali seseorang melintas di hadapannya, nenek tersebut selalu menyapa dan menelungkupkan tangannya. Kemudian, dia akan memberikan doa-doa untuk seseorang tersebut. Terkadang orang-orang tersebut menyambut doa sang nenek dengan menjabatkan tangannya. Tapi, terkadang juga banyak yang hanya sekedar lewat dan memberi senyum. Terkadang pula, orang-orang yang melintas membagikan rezekinya saat menjabat tangan sang nenek.
Setiap meihat nenek tersebut, selalu terlihat pula ulasan senyum di wajahnya. Tidak hanya disedekahi, nenek tersebut juga bersedekah kepada orang-orang melalui senyumnya. Pagi ini, saya pun melintas di depan sang nenek. Seperti biasa, beliau tersenyum dan menelungkupkan tangannya sambil berdoa. Saya menghampirinya dan menjabat tangannya. Kami saling tersenyum. Lalu, terdengar doa-doa darinya, dengan bahasa Sunda dia mendoakan semoga kuliah saya lancar dan cepat lulus. Saya pun meng-amin-kannya dalam hati. Mungkin di lain kesempatan saya akan me-request doa dari beliau. Doakan saya dapat jodoh yang sholeh ya, nek... :)
Oct24,
Oct24,

Niat, Niat, dan Niat

...Innamal a'malu binniyyat... sesungguhnya diterimanya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya...

Setiap kali berbicara tentang niat, hal yang selalu saya ingat dan berusaha untuk melakukannya adalah:
a. Memperbanyak niat setiap akan melakukan suatu hal. Kalau niatnya satu pahalanya pun satu. Tetapi, kalau niatnya banyak pahalanya pun banyak. Misalnya saja kuliah. Kalau niat kita berkuliah hanya untuk mencari ilmu, maka pahala yang didapat pun hanya pahala mencari ilmu. Tetapi, kalau memperbanyaknya dengan niat bersilaturahim, niat menebar manfaat, niat bersedekah (tersenyum kepada siapapun yang kita temui), niat menunaikan amanah saya sebagai anak, dan niat-niat lain yang bisa kita niatkan. Tentu saja kita akan memperoleh pahala dari masing-masing niat itu, insyaAllah. Bukankah Dia Maha Baik dan Maha Pemberi Pahala? Yap! Niat, niat, dan niat.
b. Melakukan niat dia awal, tengah, dan akhir. Yaitu, dengan menjaga niat kita dari awal sampai akhir, bahkan mungkin memperbaikinya. Dengan demikian, tentu saja kita akan selalu mengingat tujuan kita melakukan hal tersebut. Menentukan niat di awal, meniatkannya kembali di tengah, dan meniatkannya kembali di akhir. Tentu saja hal ini harus dilakukan agar Tuhan tak segan mengalirkan pahala-Nya untuk kita. Jadi, jangan sampai niat baik berubah menjadi niat buruk. Oleh karenya, kita harus senantiasa memperbaharuinya. Yap! Niat, niat, dan niat.

Ya. Itulah sharing saya tentang niat. Semoga kita selalu melakukan hal apapun dengan diiringi niat-niat baik kita dan terjaga pula niat-niat baik tersebut. Aamiin :)
Oct22,
Oct22,

Si Ulat

Tadi siang saya baru saja mendapat kisah tentang ulat dari seorang teman. Dia menceritakan bahwa ada seorang peneliti yang mengamati tingkah para ulat. Dalam penelitian tersebut diletakkannya beberapa ulat secara berurutan ke belakang (katakanlah berbaris ke belakang), tapi dibuat melingkar, sehingga barisan ulat menyambung. Ulat tersebut pun berjalan mengikuti arah lingkaran barisannya. Kemudian, diletakkanlah makanan di tengah-tengah lingkaran tersebut. Tapi, yang terjadi adalah ulat-ulat tersebut berjalan mengikuti arah lingkaran dan terus tersambung. Tidak ada salah satu pun dari mereka yang mengambil makanan yang telah diletakkan. Selama tiga hari, ulat-ulat tersebut terus berjalan berputar. Mereka masih tetap bertahan meski tidak makan. Namun, saat memasuki hari ke tujuh (kalau tidak salah) ulat-ulat tersebut satu per satu mati. Dan tamatlah riwayat mereka. (hehe... maaf agak berlebihan)

Kira-kira seperti itulah cerita tentang Si Ulat. Dari kisah tersebut ternyata ada hikmah dan pelajaran yang dapat diambil. Dalam peneliti tersebut, entah Si Ulat sadar atau tidak, mereka mengikuti kawannya satu sama lain. Oleh karena itu, mereka tetap berjalan berputar. Satu ulat mengikuti ulat yang ada di depannya. Katanya, hal seperti itulah yang sering terjadi di antara kita. Bergerak hanya mengikuti orang lain. Dan makanan yang tidak tersentuh, ibarat bergeraknya kita yang sama sekali tidak memiliki asupan untuk menjadi acuan. Awalnya memang masih bertahan, tapi apabila terus menerus hidup hanya mengikuti dan tanpa asupan, maka kita pun akan mati. Mati di sini bukan berarti nyawa kita telah tercabut. Mati di sini adalah bahwa langkah-langkah atau gerakan kita tidak memiliki makna, stuck, karena memang kita tidak pernah diberi asupan. Asupan di sini tentu saja asupan untuk jiwa kita, ruhani kita, juga otak kita.

Intinya adalah bahwa dalam melangkah dan bergerak, kita harus memiliki asupan yang cukup agar kita bisa bertahan. Ya, asupan agar kita memiliki bekal untuk melangkah dan bergerak. Katakanlah bahwa asupan bernutrisi tersebut adalah ilmu yang harus kita makan sehari-hari. Ilmu yang akan senantiasa membuat jiwa, ruhani, dan otak kita selalu terisi, hingga bisa dijadikan bekal untuk melangkah. Tentunya banyak hal yang bisa kita lakukan untuk memperoleh asupan itu. Seperti membaca, menghadiri majelis ilmu, sharing, diskusi, menonton, mendengar, dll. Ya, inti dari intinya yaitu bahwa kita jangan pernah berhenti mengisi diri kita dengan ilmu, agar kita memiliki bekal untuk selalu bisa melangkah dan bergerak :)

"... Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat..." (Alquran, 58:11)
Oct19,
Oct19,

A Moment to Remember

Tadi malam, bersama salah seorang teman kos saya menonton fiim ini, A Moment to Remember. Bercerita tentang sepasang suami isti, Cheol Soo dan Su jin, yang saling mencintai. (ciyee...) Tetapi, menyedihkan. Karena Su Jin, sang istri, mengidap penyakit Alzheimer. Si Dokter mengatakan bahwa kemampuan mentalnya akan perlahan mati sebelum kemampuan fisiknya. Tragis! Dan benar, secara perlahan daya ingat Su Jin menghilang, bahkan dia tidak mengenal suaminya. Tapi romantisnya, Cheol Soo berkeras untuk tetap merawat istrinya, meskipun pihak keluarga sudah meminta mereka saja yang merawat.
Sampai suatu ketika, Su Jin memanggil suaminya dengan nama mantannya (jadi memori terbarunya lupa, sehingga dia lebih mengingat mantannya) dan mengatakan "Yeong Min, sarange..." Hahh... sudah dapat dipastikan broken-lah hati Cheol Soo. Tapi dengan tabahnya dia tersenyum saat itu. Kemudian, Cheol Soo pergi bekerja dan Su Jin kembali tersadar, menangis seketika, menyadari bahwa laki-laki yang ada dihadapannya baru saja adalah Cheol Soo, suaminya, bukan Yeong Min, mantannya. Dengan hati terluka (haha, bahasanya...) Su Jin pun menuliskan surat untuk meminta maaf dan meminta bercerai. Di suratnya... aku tak ingin menyakitimu, tetapi hanya kau yang kucintai saat ini.. semoga kau bertemu dengan seseorang yang akan membuatmu bahagia... Dia pun pergi dari rumah.
Membaca surat dari istrinya, Cheol Soo langsung pergi mencari istrinya. Tapi tidak ketemu. Sampai akhirnya dia mendapat kiriman suart dari Su Jin. Isinya... Cheol Soo, kau tidak perlu cemas, aku baik-baik saja di sini... Akhirnya, Cheol Soo pun melesat mencari Su Jin. Dia menuju rumah sakit khusus Alzheimer. Dan di sana bertemulah dia dengan Su Jin. Tetapi... yang dikatakan Su Jin saat itu adalah... "Apa kau mengenalku?" dan dengan menahan kesedihannya Cheol Soo menjawab, "Perkenalkan, aku Choi Cheol Soo, senang bertemu denganmu." (Huaaaa.... sedihhhh) Ya, Su Jin telah lupa tentang suaminya.
Kemudian, Cheol Soo meminta izin untuk bisa mengajak Su Jin berjalan-jalan. Dia pun mengajak Su Jin ke tempat pertama kali mereka bertemu. Di sana dihadirkannya keluarga dan kerabat-kerabat Su Jin. Seketika, dia kembali tersadar dan menangis memeluk suaminya.
Adegan terakhirnya, Cheol Soo mengajak Su Jin berkendara mobil. Su Jin terlihat bahagia, karena is sedang sadar bahwa ia sedang bersama orang yang dicintainya. Tapi ia pun tahu bahwa sebentas lagi mungkin dia kembali tidak sadar. The end.

Film yang cukup recommended. Cukup mempengaruhi emosional saya. (hehe, sampai nangis sih nontonnya, jarang-jarang lho saya nonton sampai nangis)
Oct19,

Jejak Air

Is that possible make a footprint by water?
Oct19,

Pelangi Muslimah 9

Apa itu?
Pelangi Muslimah 9 a.k.a PM9 adalah acara tahunan DKM Al Amanah Faperta UNPAD. Tahun ini PM9 akan dilaksanakan pada 19 November 2011. Saya adalah salah satu panitia di dalamnya. Dan sekarang sudah H-30 hari. Sebulan lagi. Semakin dekat. Dan saya semakin stres juga (hehe...) Maklum, amanah saya sebagai koordinator acara, jadi saya lah yang akan menghandel seluruh jalan acara. Fuhh... semakin deg deg-an. Untung saja pembicara sudah fix, Alhamdulillah. Jujur, kalau sedang saat-saat seperti ini, selalu ingin dekat dengan-Nya. Karena hanya Dia yang bisa diharapkan :) Ya. Saya percaya pada-Nya, Dia pasti akan memberikan yang terbaik. Tinggal bagaimana saya mengoptimalkan doa dan ikhtiar saya. Bismillahirrahmanirrahim... semoga acaranya lancar dan penuh berkah. Aamiin :)
Oct18,
Oct18,

Tes Masuk Kerja

Hari Sabtu kemarin, saya dan salah seorang teman habis melangsungkan tes kerja. Ini adalah pertama kalinya saya tes kerja. Jadi ceritanya, saya dan teman saya (Ana) mendaftarkan diri untuk jadi pengajar di bimbel IMB (Insan Muda Briliant). Setelah lolos tahap tes tertulis pertama, Sabtu kemarin tes tertulis tahap ke dua, tes kompetensi bidang yg mau diajar. Saya milih bidang bidang Matematika sama IPA SD (hehe, pilih yg kira-kira masih diatasi aja) sebenernya Si Teteh nya nawarin gimana kalau buat SMA, dan saya pun dengan sigap langsung menolak, mungkin kalau saya memilih SMA, tesnya nggak akan selancar kemarin. Hehe, habisnya kemarin emang soal-soal SD, jadi aja bisa.
Ngerjain soal-soal kemarin, jadi langsung inget pas SD (haha, sok mengenang) Saya jadi inget seputar pesawat sederhana, ngitung-ngitung kecepatan, klasifikasi hewan, bilangan prima, and so on deh. Lama banget, nggak berkecimpung dg soal-soal kaya gitu, maklum sejak kuliah saya banting stir ke wilayah IPS, padahal saya dulu IPA lho. Saya sih dulu ngiranya bakal tetep banyak belajar bidang IPA, kan Pertanian, tapi ternyata, eh... masuknya Sosial Ekonomi (agribisnis), beda lagi kalau jurusan seberang, agroteknologi, mereka banyak bicara tentang on farm-nya (seputar budidaya) jadi masih lah belajar yang biologi, fisika, sama kimia. Sebenarnya jurusan saya juga belajar mengenai on-farm, tapi just little bit, maksimal 3 sks udah sama praktikum.
Oh iya, ngobrol tentang praktikum, dua minggu yang lalu saya ada praktikum mata kuliah Pengelolaan Pasca Panen, kita ada di lab kurang lebih 3 jam. Arghhh... sumpeh nggak betah. Mungkin karena nggak biasa. Tapi saya berusaha membetahkan diri. Tapi maklum juga, kan saya biasanya di lab bisnis, yang isinya komputer bukan timbangan atau gelar ukur (hihi..)

Nah, balik lagi tentang tes kerja, kemarin saya dapet sms, saya lolos masuk tes tahap berikutnya, microteaching, alhamdulillah. Dan hari ini saya mau melangsungkannya, bismillah, semoga lancar dan bisa lolos jadi pengajar. Aamiin :)
Oct18,

Kampus Masih Sepi


Ini adalah foto koridor kampus di Fakultas Pertanian, saya ambil pas lagi sepi. Hehe, iyalah... hari Minggu jam 7 pagi, jadi aja sepiii... ^^"
Oct8,
Oct8,

Hujan, Kau Ingatkan Aku

Hujan. Ada beberapa lirik lagu yang saya suka kalau teringat hujan. Salah satunya lagu Satu Rindu dari Opik sama Amanda...

Hujan, kau ingatkan aku tentang satu rindu
Di masa yang lalu saat rintih masih indah bersamamu
Terbayang satu wajah penuh cinta penuh kasih
Terbayang satu wajah penuh dengan kehangatan
Kau ibu...
Allah, izinkanlah aku bahagiakan dia
Meski dia telah jauh, biarkanlah aku berarti untuk dirinya
Kau ibu...

Ibu, ibu, ibu... kangen :)
Oct8,

Hujan

Sepertinya lama sekali saya tidak mendengar suara hujan. Memang, setelah sekian lama hujan baru turun lagi. Saat ini saya benar-benar sedang menikmatinya. Mendengar gemuruh hujan dan tetesan-tetesan air dari atap. Sangat menyenangkan memang. Ada feel tesendiri kalau sedang menikmati hujan turun. Setiap mendengar suara hujan tadi benar-benar selalu merasakan feel yang sama seperti saat hujan-hujan lainnya dan sebelumnya. Selalu ada rasa ketenangan tersendiri. Sungguh! Dan itu sangat nyaman. Saya juga tidak tahu kenapa. Saya benar-benar suka mendengar suara hujan!
Dulu, setiap kali hujan dan sedang di rumah, saya pasti menyempatkan diri untuk duduk di teras dan menikmati hujan. Mendengar suara khas hujan turun dan melihat tumpahan air hujan yang menetes di tanah membentuk pantulan-pantulan kecil. Terkadang bau tanah yang baru saja basah juga bisa melengkapi. Saya juga sangat senang kalau menjelang tidur mendengar suara hujan, entah itu hujan lebat atau sekedar gerimis. Buat saya benar-benar ada alunan tersendiri yang tak tergantikan dan memunculkan ritme tersendiri di perasaan saya. Kalau boleh berpuitis *hehe bagi saya hujan menempati sudut ruang tersendiri di hati saya. Ya, itulah hujan... bagi saya :)

Raindrops..
Copyright @ Gettar's | Floral Day theme designed by SimplyWP | Bloggerized by GirlyBlogger | Distributed by Deluxe Templates
Blogger Templates