Jika orang lain tidak memahami maksud kita, maka kita lah yang bertanggung jawab memperbaiki cara berkomunikasi kita. Karena semua proses komunikasi mengalami filterisasi, sangat mungkin orang lain tidak memahami apa yang kita komunikasikan sebagaimana apa yang kita maksudkan. Kualitas komunikasi kita diukur dari respon yang kita dapatkan, bukan sekedar diukur dari apa yang kita maksudkan.
Komunikasi memang merupakan hal esensial dalam kehidupan kita sehari-hari. Tidak jarang komunikasi menjadi penyebab munculnya masalah atau konflik. Entah itu karena komunikasi yang tidak lancar atau karena kesalahpahaman. Di sini kesalahpahaman biasanya terjadi jika lawan komunikasi kita tidak memahami maksud sesuatu yang kita sampaikan. Hal ini bukan berarti kesalahan ada pada lawan bicara kita. Tapi mungkin dari kita sendiri lah yang belum bisa menyampaikan dengan baik sesuatu yang kita maksud. Dan saya semakin menyadari kalau berlatih cara berkomunikasi itu perlu untuk meminimalisir kesalahan seperti tadi. At least berarti kita punya usaha untuk mencegah masalah atau konflik bukan? Apalagi kalau nanti kita memasuki dunia baru. Misalnya dunia kerja (mentang-mentang tingkat akhir, hehe) atau dunia rumah tangga (kalau yang ini mentang-mentang udah kepala dua, haha). Kita akan menjalin komunikasi dengan orang-orang baru. Entah itu rekan kerja, tetangga baru, suami atau istri (kan baru kenal juga tuh, hehe), parent in law a.k.a ayah dan ibu mertua (langsung keringetan, hihi), kakak/adik ipar de el el. Nah, dengan berlatih cara komunikasi yang baik kita pun bisa meningkatkan tali silaturahim di antara kita. Dan pada akhirnya semoga semakin memudahkan kita untuk saling mengingatkan dan mengajak kebaikan. (Mbok ya dieling-eling Get, nek bar nulis koyo ngene --")
Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran. (TQS Al 'Asr: 1-3)
0 comments:
Post a Comment