Kali ini saya ingin menuliskan mengenai hal sangat disukai kebanyakan orang, yaitu... cinta (tsaaah!)
Memang agak sensitif membicarakan hal yang satu ini. Apalagi bagi saya yang masih single dan penganut jomblo until married :)
Secara sederhana berbicara mengenai cinta berkisar pada dua hal. Mencintai dan dicintai (ngomong-ngomong saya geli juga menulisnya haha). Terkait dengan hal pertama, yaitu mencintai, bagi para penganut jomblo until married seperti saya ini tidaklah mudah dan butuh perjuangan. Bagi kami, ketika mencintai seseorang, tidaklah bisa seperti kebanyakan orang. Berpikir, meyakinkan diri, menyatakannya, lalu siap menerima risiko (diterima atau ditolak). Jika diterima terjalinlah hubungan dan jika ditolak patah hati tujuh hari tujuh malam (atau mungkin menyusun siasat atau maksa biar diterima hehe). Tidak seperti itu.
Bagi kami, ketika mencintai seseorang, hal pertama yang dilakukan adalah bersyukur. Karena Allah masih mengkarunia fitrah manusiawi tersebut. Kedua adalah berpikir keras dan banyak istighfar. Banyak bertanya kepada diri sendiri. Apakah perasaan ini benar, salah, terlarang, atau dibolehkan? Apa yang mendasari perasaan ini? Apa efek sampingnya? Apakah saya semakin baik dan rajin atau justru sebaliknya? Apakah saya semakin bersemangat dan bahagia atau justru sebaliknya? Dan banyak lagi pertanyaan lainnya. Ketiga adalah mengambil keputusan. Married. Jika sudah mampu, why not? Tahap selanjutnya tentu ada cerita tersendiri dan saya tidak bisa menuliskannya karena memang belum berpengalaman hehe. Dan jika belum? Ini dia yang sulit. Sungguh! (pasti salah satu dari kalian berpikir kalau yang ini ada pengalaman, haha).
Kami bukanlah orang-orang yang akan menjalin hubungan ilegal (begitulah saya menyebutnya). Pacaran, ha-te-es, el-de-er, pacaran islami, taaruf 'hoax' (maksudnya karena tidak dalam rangka married, hanya pengalihan istilah) atau apapun sebutannya. Hal yang akan kami lakukan adalah mengendalikan diri. Yang biasanya akan berbuah pada upaya memperbaiki diri dan semakin meyakini bahwa Allah sudah mempersiapkan siapa soul mate kita dan selalu mengingat bahwa kami harus menjemputnya dengan cara yang baik. Dengan cara yang Allah suka. Apakah ini hal yang mudah? Tentu saja tidak. Karena hal ini berkaitan dengan perasaan. Sesuatu yang ada tapi entah secara wujud terletak dimana. Dan mungkin di sinilah perjuangannya. Mungkin tulisan ini agak berseberangan dengan tulisan saya sebelumnya (di sini). Karena baru-baru ini saya mengalami kesulitan ini hehe. Tetapi tulisan saya sebelumnya bisa mengingatkan bahwa ini memang sulit tapi lakukan saja dengan langkah ringan dan menyenangkan.
Begitulah. Dalam hal ini yang bisa kami lakukan adalah mencintai dalam diam (lagi lagi saya geli menuliskannya hehe). Dan tetap banyak hal manusiawi yang terjadi.
Tentang dia. Kadang memperhatikan dari jauh. Menunggu moment yang kemungkinan dia datang. Mencari tahu kabar dia dengan bertanya kepada teman. Sesekali menyapanya langsung (kalau kenal :p). Mengamati karakternya. Membaca buku yang dia suka. Mendengarkan lagu favoritnya. Menonton film yang dia rekomendasikan. Ingin mencoba hobi yang dia punya. Dan masih banyak lainnya. Tapi tentu tidak dengan menelefon dan mengajak mengobrol tak jelas ke mana mana. Atau mengajak pergi berdua. Atau sengaja datang ke kosannya untuk mengantar makanan hehe.
Tentu saja hal terakhir yang dilakukan adalah berdoa :)
bagiku cinta tak perlu terungkap untuk bisa terlihat. karena terdiam pun ia bisa terasa. acuhku bukan berarti mengabaikanmu, diamku bukan berarti tak memperhatikanmu. ada perasaan, ada keinginan, ada pengharapan. aku memohon pada-Nya untuk mengajariku bahasa cinta yang ikhlas tanpa umbar kata. mencintai dari kejauhan dalam kesederhanaan :)
ps: quotes merupakan kutipan dengan beberapa perubahan, tapi mohon maaf lupa sumbernya hehe. gambar dari sini
0 comments:
Post a Comment