Ini bukan tentang cerita aktivitas pagi saya, tp ini adalah cerita yang ingin saya sampaikan pagi ini. Begini ceritanya...
Kemarin adalah kali ketiga saya ikut aksi. Pertama adalah saat peringatan Hari Tani Nasional (24/9) kemarin, dan kedua adalah besoknya saat hari jadi kota Bandung (25/9). Kedua aksi berlangsung damai dan tertib sampai akhir. Nah, lain cerita sama aksi yang saya ikuti kemarin. Aksi dalam rangka 8 Tahun Pak SBY di depan istana negara. Dari awal sampai mau bubar aksi berlangsung damai dan tertib... Eh tiba-tiba, dari arah depan sana mendadak ricuh (pastinya antara peserta dan aparat), saat itu saya ngga tahu pasti penyebabnya, karena saya di posisi agak jauh dari TKP. Saya cuma lihat beberapa peserta aksi yang berada di atas mobil sound berteriak-teriak untuk tenang dan mencegah. Satu di antara mereka ada yang sampai mengibas-kibaskan tongkat panji ke arah kericuhan (yang ini saya kenal orangnya --"). Selanjutnya, peserta aksi putri diminta untuk segera berlari menjauhi lokasi aksi, karena tindakan dari 'penjaga' (baca: polisi) semakin brutal. Padahal waktu itu kami udah merendah (baca: jongkok), harusnya penjaga ngga boleh lagi menekan-nekan tamengnya ke arah kami. Tapi mereka anger weh kitu. Alhasil, peserta putri diminta untuk segera menjauhi lokasi. Kami pun berlarian di jalan raya. (heaaah, berasa lagi tawuran --") menuju arah kantor RRI. Suasana masih ramai hingga beberapa menit ke depan..Saya dan teman-teman Unpad yang putri pun berkumpul menunggu teman-teman putra yang masih berada di lokasi. (oh ya, salah satu teman putra ternyata ada yang tertangkap). Kurang lebih setengah jam menunggu, kami pun berkumpul lagi dengan teman-teman putra. Di sana kami menunggu salah satu teman yang sedang dibawa ke polres. Suasana di lokasi sudah terlihat cukup sepi.
Saya pun diceritakan penyebab ricuh. Jadi, saat perwakilan dari kami sedang membacakan sikap sebelum closing, baru pembacaan poin ketiga, sound mati. Kemudian, saat perwakilan tersebut mau meneruskan dengan menggunakan toa, tiba-tiba beberapa aparat (baca: oknum) merangsek masuk ke barisan massa, dan melakukan tindakan brutal. Hey, padahal kami beberapa menit lagi pun sudah berniat bubar dan kami tidak melanggar waktu yang dijanjikan! Kami berencana selesai jam lima, dan saat itu masih jam setengah lima kurang. Mengesalkan? Pasti! Karena itu, beberapa peserta pun jadi gerah dan 'tidak terima'. Akhirnya, ricuhlah kami dan aparat.
Dan kalau terjadi seperti ini, siapa yang terkena persepsi negatif masyarakat? Sebagian besar pasti menganggap bahwa mahasiswalah (sebagai peserta aksi) yang telah melakukan tindak anarkis, sampai-sampai bikin kericuhan di jalan. Padahal ternyata, kamilah yang menjadi korban anarkisme para aparat. Belum lagi dari beberapa media yang juga cenderung tidak berpihak. Padahal mereka berada di tempat, tapi pemberitaannya menyebutkan seolah massa aksilah yang menyebabkan kericuhan. Benar-benar sulit diterima dan amat disayangkan.
Hingga saat ini jujur saya masih merasa kesal dan juga sedih. Kami melakukan aksi adalah bentuk kepedulian kami, teguran, dan reminder untuk para pemimpin kami. Dan mungkin itulah cara yang bisa kami lakukan untuk saat ini. Disayangkan sekali masih banyak pihak-pihak yang cukup mencibir dengan kegiatan aksi seperti ini. Saya yakin mereka yang mencibir pun tidak semuanya lebih baik dari mereka yang memilih aksi. Dan saya pun yakin, bahwa mereka para peserta aksi kelak tidak seperti yang orang kebanyakan katakan, "cuma bisa ngomong doang, ngga ada aksi nyata, cuma bikin rusuh" dan lain-lain. Justru mereka lah yang sudah terlatih untuk tumbuh jiwa kepeduliannya, kritis, berpikir strategis, cerdas, paham negosiasi, dan pastinya punya willingness untuk membangun bangsa. Bukannya acuh, egois, dan individualis. Karena mereka tidak sekedar berteriak, mereka memperhatikan, mengkaji, dan menyampaikan apa yang mereka tahu. Ya, saya yakin hal itu.
Tapi bagaimanapun saya kembali menghargai persepsi masing-masing orang mengenai hal ini. Silakan berpendapat, asal tidak perlu mencibir satu sama lain :)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment